[REVIEW BUKU] Tulisan Ghani (2018) by Radin Azkia
[REVIEW NOVEL] Tulisan
Ghani (2018) by Radin Azkia
IDENTITAS BUKU
Judul : Tulisan Ghani
Penulis : Radin Azkia
Penyunting : Larasati Fitriani
Penerbit : Loveable
ISBN : 978-602-5406-56-0
Tahun Terbit : 2018
Tebal Buku : 252 Halaman
Blurb :
Dear : Zita
Gue
nggak tau harus mulai kayak gimana, nih.
Gini, deh. Sejak awal gue kenal sama lo, lo sebenarnya biasa aja. Lo
sama kayak yang lain. Tapi semester ini gue liat lo berbeda, cara pandang gue
ke lo pun jadi berubah.
Semua tentang lo yang gue lihat sekarang ini, selalu terlihat sempurna.
Setiap hal yang lo lakuin ke gue bikin gue terus jatuh sejatuh-jatuhnya. Gue
sendiri nggak ngerti kenapa gue bisa begitu ke orang lain.
Zit, gue suka banget sama lo. Sesuka itu sampe gue nggak bisa
ngegambarinnya. Gue pengen ada terus di deket lo dan jadi orang yang bisa
menyelamatkan lo dari segala kesedihan yang lo rasain.
Oh, iya, Zit, ketika nanti
lo baca ini, tolong jangan bayangin sebetapa menjijikannya gue, ya. Dan jangan pernah berpikir kalau lo nggak berhak
untuk dinilai dan disukai orang sampe seperti ini. Lo berharga, jauh lebih
berharga dari apa yang lo pikir tentang diri lo sendiri.
Jadi, novel ini
ceritanya tuh catatan-catatan yang Ghani tulis waktu dia sadar kalo dia naksir
sama Zita, teman sekelasnya. Awalnya Ghani biasa aja waktu pertama kenal Zita,
tapi lama kelamaan Ghani melihat Zita berbeda karena kepribadiannya yang
berbeda dengan cewek kebanyakan. Mulai saat itulah, di mata Ghani, segala
tentang Zita itu bidadari banget. Eaakk.
Berdasarkan pengamatan
Ghani, sifat dan sikap Zita itu berbeda sama remaja cewek kebanyakan. Zita
enggak suka ngegosip, antiribet, antidrama, enggak jaim dan selalu berusaha
menghindari gosip-gosip murahan. Zita itu friendly. Nyambung diajak ngobrol
sama siapa aja.
“ Ya
emang, Zita cantik. Tapi toh, gue baru sadar itu setelah hampir tiga tahun
kenal sama dia. Pada dasarnya, gue menaruh perhatian karena kepribadiannya
dulu. Setelah itu, semua yang ada dari diri Zita jadi beda di mata gue.” –
Ghani
Sebagai seorang
cowok yang lagi kasmaran, Ghani mulai deketin Zita nih. Sering ngajak ngobrol
meskipun modusnya nanyain tugas, ngajak main, dan lain-lain. Zita, karena emang
orangnya friendly, asik-asik aja nanggepin Ghani. Dan ketika mereka mulai
dekat, Ghani baru tau tentang kebiasaan-kebiasaan Zita yang lain dan bikin
Ghani tambah naksir. Tapi, Zita enggak gampang baper. Ya, Ghani dianggep sama
aja kayak temen Zita yang lain (sabar ya Ghan,).
“ Ah, astaga. Gue baru tau kalau naksir sama orang bisa sefrustasi ini. Eh,
salah-salah. Gue baru ketemu cewek yang bisa bikin sefrustasi ini.” - Ghani
Di awal-awal, emang keliatan
bucin banget ya Ghani-nya. Tapi, mulai ada konflik nih. Tapi, Ghani ngerasa kalau Zita itu seakan
membentengi dirinya dari orang lain. Kayak, walaupun Ghani berusaha buat tahu
tentang hal-hal pribadi Zita, atau seberapa keras Ghani buat ngasih perhatian
ke Zita, Zita kaya membatasi dirinya.
Zita enggak pernah ngomong tentang hal-hal pribadi sama teman-temannya.
Dan Ghani enggak tau kenapa, tapi enggak maksa Zita buat cerita.
Suatu hari, Ghani
enggak sengaja liat Zita keluar dari kamar mandi dengan mata sembab, kayak
habis nangis gitu. Terus Zita juga sempat enggak masuk sekolah selama beberapa
hari.
“ Gue nggak sakit Ghan. Gue cuman capek. Gue secapek itu sampe gue sadar
kalau kehadiran lo bukan sekedar sebagai temen yang sesekali menghibur gue.
Lo merusak benteng
gue.” - Zita
Ternyata, Zita
emang enggak sekuat yang Ghani lihat. Zita punya banyak masalah yang complicated, tapi cewek itu berusaha
nutupin. Ghani enggak lagi berekspektasi jadian sama Zita, dia cuman pengen
Zita bahagia walaupun sekarang Zita terang-terangan menjauhi Ghani. Tapi bukan
Ghani namanya kalo bakal berhenti ngejar Zita dan berhenti berusaha untuk
melindungi Zita.
“ Lo
bisa selalu dateng ke gue kapan aja, Zit, dengan anggapan gue sebagai apa pun
itu buat lo. Sebagai temen, sebagai orang yang sekadar lo butuhin saat lo
sedih, atau sebagai orang yang nemenin ketika lo sepi. Gue bisa jadi apa pun.”
– Ghani
“ Zita... Zita... kalau gue berhenti, nggak
akan ada yang bisa mengobati lo di saat gue udah nggak di samping lo lagi. Gue
malaikat lo, Zit. Lo nggak bisa jauhin gue.” - Ghani
~
First impression waktu baca novel ini nih, “ gilaa ini
relatable banget sama hidup gue!!!”. Pemikiran-pemikiran Ghani itu nyambung
dan sejalan sama pemikiran saya dan mungkin bagi remaja lainnya. Bahasanya juga
santai, gampang dipahami, dan enggak terlalu formal buat remaja. Jadi walaupun
di novel ini point of view nya adalah
seorang remaja cowok, tetap enak buat dibaca.
Dan meskipun topik utama novel ini tentang cinta-cintaan masa SMA, tapi
penulis menyelipkan pesan-pesan baik lewat karakter Ghani yang entah kenapa
enggak terkesan menggurui. Tentang insecurity remaja yang lagi marak, tentang
bagaimana Ghani jatuh hati sama Zita karena kepribadiannya dan bukan karena
penampilan, dan bagaimana ketulusan Ghani melindungi Zita walaupun Zita
menjauh. Kata-katanya jelas dan langsung tertanam di pikiran. Dan karakter
Ghani di novel ini beneran bikin saya pengen nemuin cowok kaya Ghani di dunia
nyata, huhu. *tears
Terima kasih
telah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya (:
Salam literasi
!!!
#tulisanghani #radinazkia #aintnocaptain #reviewbuku #reviewnovel #novelterbaru #reviewbukutulisanghani
Komentar
Posting Komentar